Secangkir
Coffee Persahabatan
BAGIAN 1 (di kampus)
Persahabatan ibarat minum kopi, pahit di awal tapi kalau sudah sampai di tenggorokan akan terasa manis. Alkisah, dua pemuda desa tubuh dan berkembang bersama-sama,, Igo dan Angga. Mereka berdua seiring sejalan.
Persahabatan ibarat minum kopi, pahit di awal tapi kalau sudah sampai di tenggorokan akan terasa manis. Alkisah, dua pemuda desa tubuh dan berkembang bersama-sama,, Igo dan Angga. Mereka berdua seiring sejalan.
Tak terasa, mereka kini memasuki dunia
kampus, dunia yang penuh warna katanya. Fakultas Psikologi Universitas Negeri
Makassar, yah disanalah mereka kini mengabdikan diri dalam menuntut ilmu. Waktu
terus berputar hingga pada suatu hari persahabatan mereka diuji pada sebuah kegiatan
guna membuat PKM untuk mewakili universitas.
Igo :
Kira-kira apa isi PKM kita Ngga?? (garuk kepala)
Angga :
Aku masih bingung, tapi aku rasa mungkin kita bisa berjualan. (menatap kedepan
dengan serius)
Igo :
jualan?? Apa?? (memperbaiki posisi duduk)
Angga :
ntarlah dipikir dulu, kau juga mikir donk…kan ini PKM kita..(menatap Igo)
Igo :
Aku bagian mengetik aja deh, aku bukan entrepreneurship. Aku Cuma penikmat..heheheehe…
(mendorong badan Angga)
Angga :
kamu ini dari dulu kerjanya hanya menghabis-habiskan uang orang tua, sekali-kali
kamu nyari sendiri… (memegang jidatnya)
Igo :
Macam kamu tidak saja..hahahah (berdiri meninggalkan angga)
BAGIAN 2 (di KFC)
Angga tertawa saat Igo memaparkan ide-nya
untuk membuka warung kopi yang bercita rasa sempurna. Selain karena Igo senang
dengan kopi, dia juga ingin orang-orang tau bahwa tak selamanya kopi terasa
pahit.
Angga :
kamu serius? (tidak jadi memakan
burgernya)
Igo :
Serius, tapi aku bingung dari mana modalnya? (menatap gelas kopi sambil
memainkan sendok).
Angga :
Ide bagus, kau memang orang yang sangat brilian. Kita bisa memperoleh modal
dengan PKM. (Berdiri dan bertepuk tangan)
Semua mata pengunjung tertuju pada Angga
hingga membuatnya salah tingkah.
Igo :
jadi,,,apa langkah kita selanjutnya? (dengan wajah yang sangat serius)
Angga :
kita akan mencari kopi yang terbaik lalu kita jual di sini. (sambil mengunyah
burger)
Igo :
ok, kita mulai pencariannya hari pertama libur dan bertemu di bertemu di sini 2
hari sebelum hari kuliah dimulai (paparnya).
BAGIAN 3
Angga Sett
(Brazil)
Setelah perbincangannnya dengan Igo, Angga
memutuskan untuk menjelajahi empat Negara yaitu Brazil dan Hawaii. Memulai di
Negara Brazil, Angga menemukan bahwa kopi yang berasal dari pulau Bourbon,
aroma kkopi di pulau tersebut sangatt
khas dan membuat rasanya nikmat.
Angga :
permisi tuan.. (mempungkukan badan sedikit)
Tuan A: yah, adakah yang bisa saya bantu
untukmu anak muda? (sambil terus menggoreng biji kopi)
Angga :
maaf, saya berasal dari Indonesia. Saya datang kemari untuk belajar dan mencari
kopi terbaik. (mendekati tungku kopi)
Tuan A: kau anak muda yang sangat baik,
jarang ada orang sepertimu. Datang jauh ke sini hanya untuk mencari kopi
terbaik tapi aku tak bisa mengajarimu, aku hanya mampu memberikanmu petunjuk.
(tanpa menoleh sedikitpun)
Istri si Pembuat kopi kemudian datang dan
memberikan secangkir kopi untuk Angga.
Angga :
Terimakasih Tuan, bisakah saya memperoleh ilmu tuan?(melanjutkan pembicaraan
setelah menyeruput kopi)
Tuan A: berjalanlah terus, jangan kembali
setelah kau melalui jalan tersebut dan terima semua apa diajarkan orang-orang
kepadamu. (memberikan sebungkus kopi).
Angga :
terimakasih, saya akan melanjutkan perjalanan sekarang (keluar dari rumah si
pembuat kopi).
(Hawaii)
Sampai di Negara Hawaii, Angga mendapat
Informasi bahwa di Negara tersebut terdapat kopi yang bernama Kona Peaberry
memiliki rasa yang seimbang dan aroma yang sangat nikmat.
Angga :
Saya dengar di sini kopi yang terbaik adalah Kona Peaberry, biasakah Tuan
mengajariku untuk membuat kopi itu? (duduk minum kopi)
Tuan B: Kona Peaberry bukanlah kopi terbaik,
bertanyalah pada sahabatmu maka kau akan memperoleh jawaban yang tepat.
(tersenyum ramah)
“bagaimana caranya saya bisammendapatkan
kopi terbaik jika si pembuat kopi sendiri mengatakan kopinya bukanlah yang
terbaik. Untuk apa aku membuang-buang waktu di sini. Sebaiknya aku kembali ke
Indonesia dan memikirkan langkah apa yang selanjutnya aku ambil” Tutur Angga
dalam dalam hati sambil melanjutkan perjalanannya.
BAGIAN 4
IGO Set
(India)
Setelah menetapkan hati, Igo berencana untuk
ke India dan Korea. Karena mendapat Informasi kalau di India adalah salah satu
Negara penghasil kopi terbaik maka ia memutuskan untuk kesana.
Igo :
maaf Tuan, apakah anda tau dimana tempat pembuatan kopi disini? (sambil melihat
kain di pasar)
Tuan A: Maaf, di sini tidak ada penjual kopi.
Kami tidak terbiasa meminum kopi. (jelasnya)
Igo :
menurut informasi dari salah seorang teman saya, di India ini ada kopi yang
sangat khas.
Tuan A: kamu salah informasi. Teruslah
mencari dan kau akan menemukannya tapi tudak di Negara ini.
(Korea)
Tidak putus asa, Igo kemudian melanjutkan
perjalanannya ke Korea, lagi-lagi Igo tidak menemukan kopi. Igo yang bertampang
korea malah di ajak untuk bergabung menjadi anggota Boyband.
Tuan B: mendengar cerita yang kamu paparkan,
aku memiliki solusi yang sangat bagus. (duduk mengetuk-ngetuk meja dengan jari)
Igo :
oh ya, solusi apa yang tuan dapat berikan untuk saya? (penasaran)
Tuan B: jika kau bergabung dalam Boyband
yang aku pimpin maka kau akan memliki banyak uang dan mampu membeli semua kopi
yang ada di dunia. Setelah itu, kau bisa membuka kedai kopi dan mempekerjakan
banyak orang tanpa mengganggu aktifitasmu sebagai personel. (jelasnya)
Igo :
aku punya sahabat, bisakah aku membicarakannya dengan sahabatku?
Tuan B: tidak usah, aku hanya membutuhkanmu.
Tinggallah disini lupakan sahabatmu, biarkan kami menjadi sahabat barumu..
Igo :
(berpikir lama..) tidak, terimakasih. Sahabatku tidak bisa ditukarkan dengan
apapun, permisi (berdiri meninggalkan tuan B).
Karena terus menerus salah informasi,
akhirnya Igo memutuskan untuk pulang ke Inndonesia.
BAGIAN 4
(Indonesia)
Igo dan Angga kembali ke Indonesia lebih
cepat dari yang mereka jadwalkan. Mereka
bertemu di tempat yang sudah dijanjikan dan saling bertukar pengalaman. Angga
tertawa sekaligus bangga dengan Igo yang menjunjung nilai persahabatan mereka,
sedangkan Igo terkesan bingung dengan pengalaman Angga.
Karena telah sepakat untuk tetap mencari
kopi maka kini mereka mencari kopi bersama-sama dan hanya di sekitar Indonesia.
Setelah berdiskusi cukup lama, mereka memutuskan untuk ke Toraja, selain karena
jarang yang dekat mereka juga sudah tidak memiliki waktu yang banyak.
(Toraja)
Waktu yang ditentukan telah tiba, kini
mereka berdua berada di Toraja dan mengunjungi beberapa tempat pembuatan kopi
di sana. Mereka tak menemuakan apa yang mereka cari, namun banyak petuah yang
mereka dapatkan. Petuah-petuah tersebut mengarah pada satu hal yaitu sahabat.
Setelah berjalan cukup jauh, Igo dan Angga
memutuskan untuk beristirahat disalah satu warung kopi. Mereka memesan dua
jenis kopi, kopi toraja dan kopi luwak. Mereka menikmatinya dengan penuh rasa
persahabatan, dan mereka sepakat kalau kedua kopi yang mereka minum adalah kopi
tebaik dunia. Kopi toraja dengan rasa yang khas, kopi luwak dengan aromanya
yang menenagkan.
Igo :
bagaimana kalau kita menghabiskan sisa iburan kita disini, kita juga bisa
membuat PKM kita sekaligus membuat penelitian untuk bahan PKM kita. (ala Albert
Einstein).
Angga :
ide yang kreativ kawan. Dan aku rasa kini aku mendapatkan inti dari
petuah-petuah yang kita peroleh.
Igo dan Angga : tidak ada kopi yang nikmat
selain kopi yang dinikmati bersama sahabat. Karena persahabatan ibarat kopi,
pahit di lidah tapi manis di tenggorokan (bersamaan)
Angga :
apa kamu menyadari sesuatu?
Igo :
menyadari kalau kita belum pernah minum kopi bersama.
Angga :
Yah, dan aku senang..kita melakukannya secara tidak sengaja. Igo, kau adalah
sahabat terbaikku.
Igo :
Akupun, kau sahabat terbaik yang aku miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar