Teori Kebutuhan Dasar Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow tentang motivasi manusia dapat
diterapkan pada hampir seluruh aspek kehidupan pribadi serta kehidupan social.
Individu merupakan keseluruhan yang padu dan teratur. Manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama
untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis atau
naluriah. Ini merupakan konsep fundamental unik dari pendirian teori
Maslow.
Kebutuhan
Fisiologis merupakan kebutuhan
paling dasar, paling kuat, dan paling jelasdiantara slutuh kebutuhan manusia
yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, seperti kebutuhan
akan makanan minuman, tempat berteduh, dan oksigen. Maslow mengatakan bahwa
kebutuhan fisiologi dapat diurutkan berdasarkan skala prioritas namun kebutuhan
tersebut tidak dapat diperlakukan sebagai fenomena yang terpisah. Misalnya,
seseorang yang berpikir bahwa ia lapar secara nyata mungkin juga merasakan
kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman atau kebutuhan lain tertentu. Sebaliknya
orang-orang tertentu dapat memuaskan atau paling tidak berusaha memuaskan rasa
laparnya dengan aktifitas-aktifitas lain seperti merokok atau minum air putih .
Jadi, kebutuhan manusia saling berhubungan.
Kebutuhan Akan
Rasa Aman biasanya terpuaskan
pada orang dewas normal dan sehat, maka cara terbaik untuk memahaminya ialah
dengan mengamati anak-anak atau orang-orang dewasa yang mengalami gangguan
neurotik. Para psikolog anak maupun guru mengemukakan bahwa anak-anak
membutuhkan suatu dunia yang dapat diramalkan. Seorang anak mempunyai
konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika unsure-unsur in
tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Menurut
Malow, kebebasan yang ada batasnya semacam itu sesungguhnya diperlukan demi
perkembangan anak kea rah penyesuaian yang baik. Seseorang yang memiliki
gangguan neurotik memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara
berlebihan serta akan berusaha keras menghindar dari hal yang bersifat asing
dan yang tidak diharapkannya. Orang sehat juga menginginkan keteraturan dan
stabilitas, namun kebutuhan ini tidak sampai menjadi soal hidup atau mati
seperti pada orang neurotic.
Kebutuhan Akan Rasa
Memiliki-Dimiliki dan Akan Kasih Sayang.
Setiap orang akan mendambakan hubungan kasih sayang dengna orang lain,
khususnya kebutuhan akan rasa memiliki tempat ditengah kelompoknya dan ia akan
berusaha keras untuk mencapai tujuan yang satu ini. Ia akan berharap memperoleh
tempat semacam itu melebihi segala-galanyadi dunia ini, bahkan mungkin kini ia
lupa bahwa tatkala ia merasa lapar ia mencemooh cnta sebagai sesuatu yang tidak
nyata, tidak perlu atau tidak penting. Cinta, sebagaimana yang kata yang
digunakan Malow tidak boleh dikacaukan dengan seks, yang dapat dipandang
sebagai kebutuhan fisiologis semata-mata. Ia berpendapat, kecenderungan
Freudian menganggap bahwa cinta berasal dari seks merupakan kesalahan serius,
pandangan ini dianut oleh banyak warga masyarakat yang berpikiran dangkal,
namun Freud dapat dipandang sebagai contoh dari lingkungan peradaban Barat yang
paling besar pengaruhnya. Diantara banyak teori yang dikemukakan oleh Freud,
yang diterma oleh kalangan paling luas ialah bahwa kelembutan hati merupakan
bentuk seksualitas yang dihambat. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan
sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya.
Dalam hubuyngan sejati tidak akan ada rasa takut, sedangkan berbagaoi bentuk
pertahanan pun akan runtuh. Seringkali cinta menjadi rusak jika salah satu
pihak merasa takut kalau kelemahan-kelemahan serta kesalahannya terungkap. Karl
Menninger melukiskan masalah ini sebagai berikut: Cinta akan menjadi rusak
bukan terutama oleh perasaan bahwa kita tidak dihargai, melainkan oleh rasa
takut, yang sedikt banyak dialami oleh setiap orang., jangan-jangan orang lain
akan mampu menembus topeng-topeng kita, topeng-topeng represi yang dipaksakan
pada kita oleh adat istiadat dan kebudayaan. Inilah yang membuat kita
menghindari kemesraan, menjalin persahabatan hanya pada taraf yang dangkal,
meremehkan dan tidak menghargai orang lain, khawatir kalau orang lain
menghargai kita terlampau tinggi. Maslow mengatakan, “kebutuhan akan cinta
meliputi cinta yang memberi dan cibnta yang menerima. … kita harus memahami
cinta; kita harus mampu mengajarkannya, mnciptakannya, meramalkannya. Jika
tidak, dunia ini akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.
Kebutuhan Akan
Penghargaan. Maslow menemukan
bahwa setiap orang memiliki dua kebutuhan akan penghargaan yaitu (1) harga diri
yang meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan,
kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan dan kebebasan. (2) penghargaan dari
orang lain yang meliputi prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan,
nama baik serta penghargaan. Kebutuhan akan penghargaan diri umumnya diabaikan
oleh Sigmund Freud, namun sangat ditonjolkan Alferd Adler. Seseorang yang
memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri serta lebih mamp, maka juga
lebih produktif. Sebaliknya jika harga dirinya kurang maka ia akan diliputi
rasa rendah diri serta tidak berdaya, yang selanjutnya akan menimbulkan rasa
putus asa serta tingkah laku neurotic. Maslow berteori bahwa kemerdekaan
merupakan kebutuhan psikologis dasar namun ia juga menunjukkan bahwa data
ilmiah untuk mendukung pendirian ini masih jauh dari mencukupi.
Kebutuhan Akan
Aktualisasi Diri. Pemaparan
tentang kebutuhan psikologis untuk menumbuhkhan, mengembangkan dan menggunakan
kemampuan, oleh Maslow disebut aktualisasi diri, merupakan salah satu aspek
penting teorinya tentang motovasi pada manusia. Maslow melukiskan kebutuhan ini
sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuhnya, menjadi apa saja menurut
kemampuannya. Maslow menemukan bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri ini
biasanya muncul sesudah kebutuhan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara
memadai.
Harsat Untuk
Tahu dan Memahami. Maslow
berkeyakinan bahwa salah satu citi mental yang sehat adalah adanya rasa ingin
tahu. Banyak ilmuan behavioral berpendapat bahwa pengajaran terhadap yang serba
tertib, sistematik dan stabil merupakan sejenis neurotis kompulsif. Menurut
Maslow, meski hal itu benar namun ciri-ciri itu, tanpa sifat obsesif, juga
terdapat pada orang-orang yang sehat dan masak. Meminjam kata-kata Maslow,
“Oleh sementara orang proses ini disebut pencarian makna. Karenanya kita terima
sebagai dalil adanya hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menganalisis,
menemukan hubungan-hubungan dan makna-makna, membangun suatu system
nilai-nilai.”
Kebutuhan
Estetik. Ilmu behavioral
biasanya mengabaikan kemungkinan bahwa orang memiliki kebutuhan yang bersifat
naluriah atau sejenis naluri akan keindahan. Maslow menemukan bahwa paling
tidak ada sementara orang, kebutuhan akan keindahan ini begitu mendalam,
sedangkan hal-hal yang tidak indah membuat mereka muak. Maslow mengemukakan
bahwa dalam arti biologis, sama seperti kebutuhan akan kalsium dalam makanan,
setiap orang akan membutuhkan
keindahan. Ia menunjukkan bahwa kebutuhan estetik berhubungan dengan gambaran
diri seseorang. Mereka yang tidak menjadi lebih sehat oleh keindahan adalah
orang-orang yang terbelenggu oleh gambaran diri mereka yang rendah. Maslow juga
mengamati bahwa kebutuhan akan keindahan ini terdapat pada anak-anak sehat
hampir di mana pun. Ia berpendapat bahwa fakta tentang dorongan ke arah
kebutuhan akan keindahan ini dapat ditentukan dalam setiap peradaban dan dalam
semua zaman, bahkan sejak zaman manusia tinggal di goa-goa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar