Sabtu, 05 Januari 2013

Interpersonal Aggression


Agresi adalah suatu perilaku yang menimbulkan kejahatan baik secara fisik maupun psikis terhadap seseorang. Secara garis besar kejahatan yang bertujuan untuk mencelakakan orang lain tidak terbatas secara fisik tetapi juga secara psikologis.
Para psikolog social membagi agresi menjadi beberapa macam yaitu, agresi bemusuhan (agresi yang berasal dari emosi seperti kemarahan dan kebencian) dan agresi sebagai penolong (agresi yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan). Agresi langsung terlihat dari wujud yang tengah berlangsung seperti agresi secara fisil dan agresi secara lisan. Agresi tidak langsung adalah agresi secara social yang alami. Jenis agresi terhubung dengan menggunakan pengasingan dari pergaulan social, penolakan, dan mengarahkan konfrontasi yang mempunyai unsur langsung atau tidak langsung dari agresi. Agresi simbolis melibatkan berbagai hal terhadap orang lain. Agresi hukum adalah agresi yang disetujui oleh masyarakat.
Penelitian membuktikan bahwa ada beberapa perbedaan dalam agresi antara laki-laki dan perempuan. Salah satu perbedaan yang paling nyata yaitu yang terjadi secara langsung berupa agresi fisik antara anak-anak. Bagaimanapun juga, peran dari jenis kelamin dalam hubungan agresi masih menjadi pertanyaan. Laki-laki cenderung melakukan agresi fisik sebagai suatu cara untuk mengatasi perselisihan dan wanita sebagai target agresinya, sedangkan wanita cenderung menggunakan agresinya secara lisan, mereka juga berpikir tentang agresi dengan cara berbeda.  Wanita cenderung sering merasa bersalah di banding laki-laki dalam menggunakan agresinya dan menunjukkan hubungan yang belebih karena kejahatan yang digunakan oleh agresi. Perbedaan sifat hampir bisa dipastikan sebagai suatu akibat dari interaksi antara biologis dan hubungan social.
Penjelasan biologis termasuk dalam ehologis dan sosiobiologis untuk menjelaskan mengenai agresi yaitu suatu perilaku dengan nilai ketahanan untuk individu dan untuk kelompok organisasi. Teori etologi menyatakan bahwa agresi adalah hubungan survisal biologi dan kelompok organisasi. Teori ini menekankan peran dari naluri; bakat dan genetika. Sosiobiologi seperti etologi melihat agresi seperi memiliki nilai ketahanan sebagai hasil kompetisi antara para anggota. Agresi dilihat sebagai perilaku secara biologis yang deprogram ke dalam satu kelompok. Ada juga suatu komponen yang genetic untuk agresi terutama untuk laki-laki. Penelitian sudah menemukan genetika itu dan lingkungan umum yang di kombinasikan untuk mempengaruhi agresi. Hampir bisa dipastikan, genetika dioperasikan dengan menghasilkan karasteristik-karasteristik yang mempengaruhi seseorang dengan agresif.
Peran dari mekanisme otak dan hormonal menmpengaruhi agresi dan dapat dipelajari. Ransangan tertentu dari otak menimbulkan agresif perilaku. Hipotalamus adalah suatu bagian dari otak sudah mencakup dalam agresi. Ransangan dari satu bagian hipotalamus pada seekor kucing untuk agresi secara emosional yang menghasilkan ransangan yang menimbulkan agresi yang buas. Hal yang saling berinteraksi dengan faktor social yaitu peningkatan faktor ilmu tentang orang yang telah meninggal atau berkurang kemampuan agresinya. Testosteron hormone laki-laki memiliki hubungan dengan perilaku agresif, apalagi saat terjadi konsentrasi terhadap testosteron. Seperti mekanisme otak, hormonal saling mempengaruhi hubungan social dan agresi.
Pada dasarnya alkohol digunakan sebagai obat penenang untuk memingkatkan agresi. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mabuk bertindak lebih agresif dibandingkan mereka yang tidak mabuk. Alcohol muncul untuk mengoperasikan otak dengan mengurangi serotin neuotransmiter. Pengurangan ini adalah serotin yang terkai dengan agresi yang ditingkatkan. Secara lebih lanjut, alkohol digunakan untuk menindas eksekutif teori bahwa secara normal beroperasi untuk menengahi respon agresif. Mata rantai agresi alkohol ditengahi oleh karasteristik yang individu pada situasi social.
Hipotesis agresi frustasi menyatakan bahwa agresi disebabkan oleh sasaran yang berfungsi sebagai hasil frustasi yang dihalangi. Hipotesis ini sudah mengangkat banyak kontroversi. Begitu menghalangi, kita memilih suatu target untuk agresi. Pilihan pertama sebagai sumber frustasi yaitu target yang tidak sesuai, untuk melepaskan frustasi kita bisa bercerita kepada orang lain, ini dipebut pemindahan agresi. Agresi dipindahkan atas tiga faktor yaitu intensitas frustasi yang asli, persamaan antara yang asli dan target yang dipindahkan, dan interaksi negative antara setiap target.
Versi modifikasi hipotesis agresi frustasi menyatakan bahwa frustasi tidak menjurus pada agresi kecuali jika suatu hal negative mempengaruhi seperti kemarahan. Penengahan teori atribusi tentang tujuan telah ditemukan untuk berperan dalam agresi frustasi. Operasi mekanisme social psikologis lain untuk menyebabkan agresi dirasa tidak adil. Agresi dapat digunakan untuk memulihkan suatu kesadaran hukum dan hak kekayaan dalam situasi-siatuasi tertentu. Penelitian menyatakan bahwa suatu ketidakadilan dirasakan pada sebuah situasi yang akan membuat frustasi adalah suatu yang lebih kuat untuk menyebabkan terjadinya agresi dibandingkan frustasi karena diri sendiri. Temperature yang tinggi juga berhubungan dengan agresi yang terkait dengan frustasi. Penelitian menunjukkan bahwa di bawah kondisi temperatur yang tinggi merupakan sesuatu yang mungkin terjadi.
Suatu mekanisme yang dipercaya untuk melandasi hubungan antara pengamatan dan agresi adalah pembentukan catatan yang agresif selama proses sosialisasi. Catatan yang agresif ini memimpin seseorang untuk bertindak dengan lebih agresif dan untuk menginterprestasikan situasi-sittuasi social di dalam terminology yang agresif. Selama proses sosialisasi, anak-anak mengembangkan catatan dan pola perilaku agresif karena mereka ditunjukkan ke aksi-aksi agresi, keduanya di dalam keluarga dan di dalam media.
pola perilaku agresif menunjukkan bahwa agresif berkembang di waktu muda. Penelitian juga menunjukkan bahwa ada keseimbangan antara akresi masa kanak-kanan dan agresi pada usia yang lebih tinggi. Menurut model internasional social, perilaku tidak suka bergaul merupakan agresi social yang ceroboh. Penggunaannya berkenaan dengan orangtua yang dihubungkan dengan tingginya keagrefitasan anak, ada sebuah penemuan bahwa hal tersebut merupakan sebuah kultur. Hukum fisik dengan baik dihubungkan dengan bermacam-macam hasil negative, termasuk perilaku agresif, menurunkan tingkat internalisasi moral perilaku, hubungan-hubungan orangtua dan anak dengan kesehatan jiwa yang turun. Penelitian lain menunjukkan bahwa agresi lisan mengarahkan pada anak oleh orangtua adalah hal yang meragukan. Agresi lisan merupakan isyarat penolakan yang berkenaan dengan orangtua yang dihubungkan dengan hal-hal yang negative termasik agresi. Gangguan keluarga juga berhubungan dengan peningkatan di dalam agresi. Anak-anak dari keluarga yang terganggu lebih banyak ditemukan dalam kejahatan daripada anak dari keluarga yang tidak terganggu.
Tingkat keagresifan yang dimiliki seseorang sangat berhubungan dengan budaya dan lingkungan dimana dia dibesarkan. Penelitian antarbudaya menunjukkan agresi lebih sedikit terjadi di dalam kultur yang mempunyai collectivist nilai, tinggat disiplin moral yang tinggi, nilai penganut paham persamaan, rendahnya keinginan untuk menghindari ketidakpastian, dan nilai Confucian.
Suatu aplikasi yang penting dari teori social untuk permasalahan agresi adalah hubungan antara cara membawakan media agresi dan perilaku agresif. Penelitian menyatakan bahwa anak yang mengamati program Tv yang agresif akan cenderung lebih agresif. Walaupun beberapa penelitian mengusulkan bahwa lebih dipengaruhi oleh tayangan kekerasan dari Tv dibandingkan dengan wanita. Penelitian terbaru menyatakan tidak ada yang dapat dipercaya mengenaik sesuatu yang umum antara laki-laki dan perempuaan.
Penelitian menunjukkan bahwa video game yang menunjukkan kekejaman akan meningkatkan agresi antarkeduanya laki-laki dan perempuan. Memainkan game kekerasan meningkatkan fisiologis, pemikiran dan emosi agresif. Memainkan game yang mengandung kekerasan dappat mengaktifkan bagian otak yang berhubungan dengan pengenalan jiwa orang lain. Memainkan game tersebut dapat menimbulkan kepribadian yang agresif.
Banyak faktor yang berperan untuk agresi termasuk kecenderungan biologgi, frustasi, kehadiran dari isyarat yang agresif, medi, dan faktor keluarga. Pendekatan yang paling besar pengaruhnya untuk mengurangi agresi adalah pendekatan pada keluarga yang dekat. Agresi dapat dikurangi apabila orangtua tidak melalaikan anak mereka, dan memperkecil gangguan keluarga. Orangtua perlu mengurangi penggunaan agresi mereka terhadap anak. Penguatan positif untuk perilaku yang diinginkan harus selalu digunakan. Memasyarakatkan anak untuk bersikap rendah hati juga dapat mempbantu mengurangi agresi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar